Faktor Non-Intelektual dalam Belajar

Ayu Ulivia (2020)

Setiap orang tentu pernah belajar. Namun apa sebenarnya makna belajar itu?

Belajar adalah suatu aktivitas yang dipahami serta dijalani oleh setiap orang. Semua orang setuju bahwa belajar itu penting, walaupun ada banyak perbedaan cara pandang terhadap istilah belajar itu sendiri.

Schunk (2012, hal. 4) mendefinisikan belajar sebagai “perubahan perilaku yang bertahan lama, atau dalam kapasitas untuk berperilaku dengan cara tertentu, yang dihasilkan dari praktik atau bentuk pengalaman lainnya.”

Para ahli melakukan studi untuk mengkaji faktor faktor apa saya yang dapat berpengaruh dalam kegiatan belajar.

Deary, Strand, Smith, dan Fernandes (2007), dalam studinya membagi dua jenis faktor yang dapat memengaruhi proses belajar siswa yaitu faktor intelektual dan non-intelektual.

Pada kesempatan kali ini kita akan membahas lebih dalam faktor-faktor non-intelektual apa saja yang berpengaruh terhadap keberhasilan belajar peserta didik.

FAKTOR-FAKTOR NON-INTELEKTUAL

Richardson, Abraham, dan Bond (2012), dalam studi meta analisisnya yang mengkaji berbagai penelitian sepanjang 13 tahun terakhir, menyimpulkan bahwa faktor non-intelektual siswa dapat dibagi ke dalam lima bidang yaitu sifat kepribadian, motivasi, strategi pembelajaran mandiri, pendekatan pembelajaran siswa, dan pengaruh kontekstual psikososial.

KEPRIBADIAN

  • Conscientiousness (ketelitian)
  • Procrastination (penundaan)
  • Openness, (keterbukaan)
  • Neuroticism (kestabilan emosi)
  • Agreeableness (mudah bersepakat)
  • Extraversion (ekstraversi)
  • Need for cognition (kebutuhan kognisi)
  • Emotional intelligence (kecerdasan emosional)

MOTIVASI

  • Locus of control (pusat kendali)
  • Optimism (optimisme)
  • Performance of self afficacy (kinerja dari kepercayaan diri)
  • Self-esteem (harga diri)
  • Academic intrinsic motivation (motivasi intrinsik)
  • Academic extrinsic motivation (motivasi ekstrinsik)
  • Learning goal orientation (orientasi tujuan belajar)
  • Performance goal orientation (orientasi tujuan kinerja)
  • Performance avoidance goal orientation (orientasi penghindaran tujuan kinerja)
  • Grade goal (target nilai)

STRATEGI BELAJAR MANDIRI

  • Test anxiety (pengujian kecemasan)
  • Rehearsal (latihan)
  • Organization (penyusunan)
  • Elaboration (elaborasi)
  • Critical thinking (berpikir kritis)
  • Metacognition (metakognisi)
  • Effort regulation (mengatur usaha)
  • Help seeking (mencari bantuan)
  • Peer learning (pembelajaran sebaya)
  • Study management (manajemen belajar)
  • Concentration (konsentrasi)

PENDEKATAN BELAJAR

  • Deep (dalam)
  • Surface (permukaan)
  • Strategic (strategis)

PENGARUH KONTEKSTUAL PSIKOSOSIAL

  • Social integration (integrasi sosial)
  • Academy integration (integrasi akademik)
  • Institutional integration (integrasi institusional)
  • Goal commitment (komitmen tujuan)
  • Social support (dukungan sosial)
  • Stress (stress)
  • Academic stress (stress akademik)
  • Depression (depresi)

Referensi

Schunk, D. H. (2012). Learning theories: An educational perspective. Boston: Pearson. 

Richardson, M., Abraham, C., & Bond, R. (2012). Psychological correlates of university students’ academic performance: a systematic review and meta- analysis. Psychological Bulletin, 138(2), 353-387.doi: 10.1037/a0026838

Deary, I. J., Strand, S., Smith, P., & Fernandes, C. (2007). Intelligence and educational achievement. Intelligence, 35(1), 13-21.doi:10.1016/j.intell.2006.02.001