Mima Afifa Fajria Bawole, mahasiswa Psikologi Pendidikan di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), mencetak pencapaian luar biasa dengan menjadi sutradara dalam penampilan Sekolah Pascasarjana (SPs) di karnaval Dies Natalis UPI. Hal ini tidak lepas dari latar belakang akademisnya di bidang seni. Mima mengungkapkan bahwa dirinya sebelumnya menempuh pendidikan di jurusan Pendidikan Seni Tari pada jenjang S1, yang memberinya banyak pengalaman menjadi stage manager dan sutradara dalam berbagai pertunjukan. “Waktu itu pernah ngobrol-ngobrol sama Bu Rully, dan saya cerita kalau sering jadi stage manager atau director setiap semester,” ujarnya.
Saat ditanya mengenai perasaannya terpilih sebagai sutradara, Mima mengaku merasa senang namun juga deg-degan. Ia menyadari bahwa tanggung jawab sebagai sutradara membutuhkan dedikasi yang tinggi. Penampilan yang ditampilkan SPs kali ini mengambil tema cerita rakyat Roro Jonggrang, yang diputuskan melalui diskusi internal SPs. Tugas Mima adalah menyusun cerita tersebut agar ringkas, menarik, dan dapat tersampaikan dengan jelas dalam durasi yang sangat terbatas, yaitu hanya satu menit.
Persiapan untuk pertunjukan ini terbilang singkat, hanya melibatkan tiga kali latihan. Mima menjelaskan bahwa salah satu kendala utama adalah mengumpulkan seluruh pemeran yang cukup banyak dalam satu waktu latihan. Selain itu, tidak semua pemeran memiliki pengalaman berakting, sehingga dalam waktu yang singkat mereka harus bisa menguasai karakter masing-masing. Namun, Mima tetap berhasil memimpin proses tersebut dengan efektif.
Hasil akhir dari pertunjukan ini ternyata sesuai dengan ekspektasi. Meskipun waktu persiapan terbatas, semua elemen berhasil dieksekusi secara maksimal. “Semua bisa dijalankan dengan baik, ditambah wardrobe dan properti yang sangat mendukung,” ungkap Mima. Penampilan mereka bahkan berhasil meraih juara kedua di kompetisi tersebut.
Dengan keberhasilan ini, Mima membuktikan bahwa pengalaman, kerja keras, dan kemampuan mengelola tim menjadi kunci kesuksesan dalam menyutradarai sebuah pertunjukan, sekaligus memperlihatkan bahwa seni dan pendidikan bisa saling melengkapi dalam menciptakan karya yang bermakna.
[Edwin- 2024]