[6 Februari 2025] — Prof. Vina Adriany, Ph.D. selaku direktur SEAMEO CECCEP sekaligus dosen di program studi Psikologi Pendidikan SPs UPI hadir pada Simposium ke-13 SEAMEO – University of Tsukuba sebagai salah seorang pembicara. Kiprah Prof. Vina di kancah internasional ini merupakan salah satu prestasi yang membanggakan sebagai dosen program studi Psikologi Pendidikan SPs UPI.
Simposium tahun ini bertemakan “Transforming Education to Problem-based Learning in the Era of AI and Data Sciences” yang diselenggarakan secara hybrid, di mana sebagian peserta dan partisipan hadir secara luring di kampus University of Tsukuba Jepang dan sebagian lain hadir secara daring baik melalui platform Zoom maupun YouTube SEAMEO di negara masing-masing. Simposium ini dihadiri oleh para petinggi universitas, dekan, dosen, peneliti, pendidik, hingga pejabat kementerian dari negara-negara Asia Tenggara, Jepang, dan sekitarnya.
Simposium ini bertujuan untuk mendiskusikan tantangan praktis dan solusi untuk implementasi pembelajaran berbasis masalah di tengah kehadiran AI dan ilmu data yang terus berkembang; serta mengkonsolidasikan rekomendasi, praktik terbaik, dan langkah ke depannya. Problem-Based Learning (PBL) diharapkan dapat mendukung untuk mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi tuntutan di era modern. Strategi inovatif untuk menerapkan dan mengevaluasi PBL hingga penggunaan teknologi AI untuk meningkatkan pengalaman PBL dibahas secara komprehensif pada simposium kali ini. Sehingga harapannya, hasil dari diskusi simposium ini dapat menata ulang pendidikan guna memenuhi kebutuhan masa depan yang berbasis data.

Source: SEAMEO CECCEP)
Pada simposium ini Prof. Vina turut berpartisipasi pada sesi ke-4 dengan membawakan topik “Collaborative Support Systems for Marginalized Parents in Problem-Based Learning” yang menyoroti pentingnya dukungan orang tua dalam mengimplementasikan PBL, khususnya orang tua dengan latar belakang yang termarjinalkan. Dengan memahami kebutuhan dan perspektif unik orang tua dari latar belakang yang termarjinalkan, para pendidik dapat menciptakan pengalaman PBL yang lebih inklusif dan efektif untuk semua siswa. Prof. Vina menyoroti pentingnya dukungan bagi orang tua yang termarjinalkan karena terdapat beberapa hambatan yang dihadapi antara lain hambatan dalam bahasa, kurangnya akses ke sumber daya, perbedaan budaya, keterbatasan waktu, dan ketidakpercayaan terhadap institusi. Sebab keterlibatan orang tua menjadi hal yang paling krusial untuk kesuksesan pendidikan anak, terutama dalam menciptakan lingkungan yang dapat mengimplementasikan PBL.

(Source: SEAMEO CECCEP)