Virtual Talk Show The Best Version of Myself

Sebagai salah satu wujud kepedulian kepada masyarakat umum khususnya insan akademis Program Studi Psikologi Pendidikan Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia menyelenggarakan kegiatan Talk Show yang dilaksanakan secara Virtual melalui Aplikasi Zoom. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 29 Mei 2021 dimulai pukul 08.30 sampai 11.00 WIB. Agung Alamsyah, S.Pd. selaku pembawa acara mengawali kegiatan ini dengan menjelaskan bahwa kegiatan ini diperuntukan bagi peserta agar dapat memahami dirinya hingga dapat mengaktualisasikan potensi diri yang dimiliki. Sambutan pertama diawali oleh Ketua Prodi Psikologi Pendidikan SPs UPI, Dr. Tina Hayati Dahlan, S.Psi., M.Pd., Psikolog, dalam sambutannya ibu Tina menjelaskan bahwa mungkin setiap individu akan merasa tidak nyaman pada dirinya sendiri. Dikarenakan pandemi yang mengakibatkan selama satu tahun lebih segala kegiatan termasuk sekolah, kuliah, dan bekerja dilakukan di rumah serta timbul perasaan bahwa saat di rumah individu sulit menunjukkan diri seoptimal mungkin, padahal untuk menjadi versi terbaik diri suatu individu tidak dibatasi oleh ruang, dirumah pun kita bisa menjadi versi terbaik diri kita. 

Setelah itu ibu Tina memperkenalkan bahwa Prodi Psikologi Pendidikan SPs UPI merupakan pelopor dalam pendidikan magister yang mana lulusan dari Psikologi Pendidikan UPI akan memiliki gelar magister pendidikan. Berikutnya ditampilkan berupa video profil mengenai Prodi Psikologi Pendidikan SPs, video penerimaan mahasiswa baru Prodi Psikologi Pendidikan SPs, dan kesan-pesan lulusan Alumni Psikologi Pendidikan. Kemudian sambutan dilanjutkan sekaligus dibukanya kegiatan virtual talk show oleh bapak Wakil Direktur SPs  Dr Eng Agus Setiawan, M.Si.

Moderator pada inti kegiatan ini dipandu oleh Tuti Azizah, S.Pd.gr. Bapak Zein Permana, S.Psi., M.Si merupakan dosen sekaligus influencer. Materi yang disampaikan oleh bapak Zein adalah mengenai diri. Terkadang banyak orang yang ingin menjadi sesuatu/ seseorang yang bukan dirinya sampai kelupaan sejauh mana kita mengenal diri kita sendiri. Banyak orang juga salah persepsi bagaimana dia menanyakan kondisi dirinya sendiri seperti tidak paham tujuan, tidak tahu mau kemana. Seseorang sebenarnya tahu dirinya itu mau apa dan ingin menjadi seperti apa, tapi masalah terbesar seseorang adalah mengenai posisi dia saat ini itu ada dimana untuk menjadi apa yang dia mau? Akhirnya kita tersesat bukan karena tidak tahu tujuan melainkan tidak tahu dari arah mana kita mencapai tujuan kita.

Dari hal tersebut pak bapak Zein menjelaskan hal yang pertama kali kita lakukan adalah dengan mengobrol dengan diri sendiri yaitu versi aktual dengan versi idealis kita, karena biasanya kalau sudah ditanyakan perihal siapa diri kita? Mayoritas menjawab soal identitas sosialnya, soal diri berdasarkan persepsi orang, dan soal diri karena ekspektasi orang lain. jadi , bagaimana supaya kita lebih tahu siapa diri kita? Yang pertama kita harus tahu konsep diri/ persepsi diri kita sendiri kemudian amati bagaimana keseharian kita sesuai dengan konsep yang kita buat atau tidak. Kedua tentang kesadaran, seberapa sadarnya kita sebagai manusia mengenai diri kita sendiri. Ketiga bagaimana kita mengarahkan diri kita sendiri untuk suatu tujuan. 

Setelah memberikan materi-materi mengenai pentingnya mengenal diri sendiri, bapak zein juga melakukan simulasi kepada para peserta, seperti halnya peserta disuruh menuliskan hal yang paling disenangi saat mengobrol, skill apa yang dimiliki, dan paling nyaman berhadapan dengan siapa. Bapak Zein juga menjelaskan kita ini terjebak dalam mindset yang salah karena biasanya ketika kita ingin menjadi sesuatu maka kita harus melakukan sesuatu dan berhak memiliki sesuatu. Padahal seharusnya jadilah sesuatu itu dan lakukan untuk memilikinya merupakan tugas dari Tuhan yang mahakuasa. 

Anindita Nurmala Dewi