Perkembangan Sosio-Emosi Masa Remaja (Psikologi Perkembangan)

Rejepmamet Yegenklychev, Andri Kurniawan & Mahardhika Peradana

Menurut Papalia dan Olds (2001), masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun. Perkembangan remaja meliputi beberapa aspek, yang salah satunya adalah perkembangan sosio-emosi.

Identitas Diri

Menurut Erikson, Remaja berada pada tahap identity vs role confusion. Selama masa ini, remaja dihadapkan pada penentuan siapa diri mereka, tentang apa mereka, dan ke mana mereka akan pergi atau tujuan dalam hidup. Bila remaja berhasil menyelesaikan tahap ini, remaja akan menemukan tujuan yang oleh Erikson disebut Fidelity atau kesetiaan.

  Remaja merasakan kelegaan karena telah mengenal siapa dirinya, tempatnya dalam masyarakat dan kontribusi apa yang dapat disumbangkannya untuk masyarakat. Sebaliknya, remaja yang gagal memiliki Identitas Diri akan gelisah karena tidak memiliki kejelasan terhadap identitas dirinya, yang disebut Erikson kebingungan identitas. 

Hubungan Orang Tua dan Remaja

Orang tua menjadi yang utama sebagai pengelola perkembangan anak. Aspek kunci dari peran pengasuhan adalah pemantauan yang efektif, yang sangat penting ketika anak-anak pindah ke masa remaja. Pemantauan termasuk mengawasi pilihan remaja tentang pengaturan sosial, kegiatan, dan teman-teman, serta upaya akademis mereka. Saat remaja mendorong otonomi atau kemandirian, orang dewasa yang bijaksana melepaskan kendali di area dimana remaja dapat membuat keputusan yang masuk akal, tetapi terus membimbing remaja untuk membuat keputusan yang masuk akal di bidang-bidang di mana pengetahuan remaja lebih terbatas. Secara bertahap, remaja memperoleh kemampuan untuk membuat keputusan yang matang pada diri mereka sendiri.

Pertemanan

Harry Stack Sullivan (1953) adalah ahli teori yang paling berpengaruh untuk membahas pentingnya persahabatan remaja. Pada masa remaja, kata Sullivan, teman menjadi semakin penting dalam memenuhi kebutuhan sosial. Secara khusus, Sullivan berpendapat, kebutuhan akan keintiman meningkat selama masa remaja awal, memotivasi remaja untuk mencari teman dekat. Cliques and crowds memainkan peran yang lebih penting selama masa remaja daripada selama masa anak-anak (Furman & Rose, 2015). Cliques adalah kelompok kecil yang berkisar dari 2 sampai sekitar 12 individu dan rata-rata sekitar 5 atau 6 individu. Crowds atau Kerumunan sosial adalah sekumpulan orang yang berada di suatu tempat, akan tetapi di antara mereka tidak berhubungan secara tetap.

Hubungan Romantis

Tiga tahap mencirikan perkembangan hubungan romantis di masa remaja (Connolly & McIsaac, 2009):

  • Masuk ke atraksi romantis dan afiliasi pada usia sekitar 11 hingga 13 tahun

Tahap awal ini dipicu oleh pubertas. Dari usia 11 hingga 13 tahun, remaja menjadi sangat tertarik pada romansa dan itu menyebabkan banyak percakapan dengan teman sesama jenis. Remaja mulai tertarik atau ‘naksir’ dengan teman lawan jenisnya dan menceritakan hal tersebut kepada teman sesama jenisnya.

  • Menjelajahi hubungan romantis pada usia sekitar 14 hingga 16 tahun

Pada titik di masa remaja ini, dua jenis keterlibatan romantis terjadi, yaitu:

  1. Kencan kasual muncul antara remaja yang saling tertarik. Pengalaman berkencan ini seringkali berumur pendek, paling lama berlangsung beberapa bulan, dan biasanya bertahan hanya beberapa minggu.
  2. Berkencan dalam kelompok adalah hal biasa dan mencerminkan keterikatan dalam konteks teman sebaya. Teman sering bertindak sebagai fasilitator atau pihak ketiga dalam hubungan kencan, dengan mengkomunikasikan minat romantis teman mereka dan menentukan apakah ketertarikan ini dibalas.
  • Memperkuat ikatan romantis pada usia sekitar 17 hingga 19 tahun

Pada akhir tahun-tahun sekolah menengah, hubungan romantis yang lebih serius berkembang. Hal ini ditandai dengan ikatan emosional yang kuat yang lebih mirip dengan hubungan romantis orang dewasa. Hubungan ini seringkali lebih stabil dan bertahan lama daripada hubungan sebelumnya, biasanya berlangsung satu tahun atau lebih.

Referensi:

  • Sullivan, H.S. (1953). The interpersonal theory of psychiatry. New York: W.W. Norton.
  • Santrock, J. W. (2019). Life-Span Development. New York: McGraw-Hill Education
  • Furman, W., & Rose, A.J. (2015). Friendships, romantic relationships, and other dyadic peer relationships in childhood and adolescence: A unified relational perspective. In R.M. Lerner (Ed.), Handbook of child psychology and developmental science (7th ed.). New York: Wiley.
  • Connolly, J.A., & McIsaac, C. (2009). Romantic relationships in adolescence. In R.M. Lerner & L. Steinberg (Eds.), Handbook of adolescent psychology (3rd ed.), New York: Wiley