Perkembangan Kognitif Remaja (Psikologi Perkembangan)

Rifka Silmia Salsabila & Pupe Putriza

Dalam buku Life Span Development karya Santrock (2019), perkembangan kognitif remaja meliputi:

Tahap Operasional Formal

Piaget mengatakan bahwa remaja memasuki tingkat perkembangan kognitif tertinggi, ketika mereka mengembangkan kapasitas pemikiran abstrak. Pemikiran mereka tidak lagi terbatas pada hal-hal konkret yang bersifat aktual (saat ini) atau konkret.

Adapun karakteristik remaja menurut Piaget sebagai berikut:

  1. Mampu membuat hipotesis.
  2. Mampu memecahkan masalah secara verbal.
  3. Meningkatkan tendensi untuk berpikir mengenai pikiran itu sendiri. 
  4. Pemikirannya banyak mengandung idealisme.
  5. Berpikir logis.

Egosentrisme Remaja

Egosentrisme remaja adalah peningkatan kesadaran diri remaja. David Elkind dalam Santrock (2019) mengatakan, ada dua komponen sebagai ciri-ciri egosentrisme remaja:

  1. Audiens imajiner: Keyakinan remaja bahwa orang lain berminat pada dirinya, termasuk juga tingkah laku mencari perhatian, selalu merasa sedang berada di atas panggung.
  2. Personal fabel: Penghayatan seorang remaja bahwa dirinya unik dan tidak terkalahkan.

Pemrosesan Informasi

Menurut Kuhn dalam Santrock (2019), remaja mengalami peningkatan di dalam fungsi eksekutif, yang melibatkan aktivitas kognitif dalam tingkat yang lebih tinggi. Seperti penalaran, pengambilan keputusan, dan berpikir kritis.

Pada otak, tempat untuk melakukan fungsi eksekutif disebut dengan Prefrontal Cortex.

Cakupan Fungsi Eksekutif Masa Remaja Berfokus pada: 

Pengambilan Keputusan: Masa remaja adalah masa di mana seseorang dihadapkan pada situasi yang banyak melibatkan pengambilan keputusan.

Berpikir Kritis: Meningkatnya kecepatan dan kapasitas dalam memproses informasi, pengetahuan yang lebih luas, kemampuan mengonstruksikan kombinasi baru dari pengetahuan, penggunaan strategi secara luas dan spontan.

Referensi:

Santrock, John. W, (2019). Life Span Development Seventeeth Edition. McGraw-Hill Education.