Psikologi Pendidikan Terkait Dengan Proses Perkembangan Dan Hubungan Dengan Proses Belajar

Psikologi Pendidikan Terkait Dengan Proses Perkembangan Dan Hubungan Dengan Proses Belajar

Nur Luthfiyani

Abstrak

Pada dasarnya masalah psikologi pedagogik adalah urusan anak didik, karena pendidikan adalah perlakuan terhadap anak didik, yang harus merespon secara psikologis terhadap kondisi kehidupan anak didik.. Dengan demikian, masalah psikologis pendidikan anak dapat terjawab ketika pendidik dengan bantuan bimbingan dapat membantu anak didik untuk berkembang secara wajar. Psikologi pendidikan adalah sebuah pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia di dalam konsep belajar dan mengajar serta memiliki hubungan yang erat dengan pengajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tahapan perkembangan dan hubungan antara tahapan tersebut dalam pembelajaran. Ini menunjukkan perubahan dalam perkembangan manusia dan pengaruhnya terhadap tugas yang dilakukannya.

Kata kunci: psikologi, peserta didik, perkembangan

Pendahuluan

Psikologi sering diterjemahkan sebagai ilmu jiwa. Psikologi terdiri dari kata psyche

yang berarti jiwa atau roh, dan logos yang berarti pengetahuan. Berdasarkan arti tersebut,

secara harfiah psikologi merupakan keahlian jiwa atau keahlian yang meneliti mengenai jiwa.

Jika mengacu pada syarat ilmu yakni adanya objek yang dipelajari. Pandangan terhadap

psikologi bukanlah seperti ilmu psikologi atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Ini karena

jiwa adalah sesuatu yang abstrak dan tidak dapat diamati secara langsung. Sebelum psikologi

menjadi ilmu yang independen, ia memiliki sejarah yang Panjang yang dipengaruhi oleh

kedokteran  dan  filsafat.  Misalnya,  psikologi  digunakan  untuk  menjelaskan  hal-hal  yang

bersangkutan dengan organ-organ biologis (seperti  tubuh).  Sedangkan dalam  filsafat, ini

digunakan untuk memecahkan masalah sulit  yang berkaitan dengan hal-hal  seperti akal,

kehendak dan pengetahuan. Beberapa ahli mendefinisikan psikologi sebagai berikut: (1) Ernest

Hilgert  (1957)  menyatakan  dalam  bukunya  Pengantar  Psikologi  bahwa  “psikologi  bisa

didefinisikan sebagai studi untuk mempelajari tentang perilaku manusia dan hewan lainnya”.

Namun, psikologi didefinisikan sebagai studi tentang perilaku manusia dan hewan. (2) Robert

S. Woodworth dan Marquis DG. (1957) menyatakan dalam bukunya Psikologi bahwa “Psikologi adalah studi ilmiah tentang fungsi individu dalam hubungannya dengan lingkungan”. Singkatnya, psikologi adalah ilmu yang mempelajari tindakan dan perilaku individu dalam hubungannya dengan lingkungannya. (3) Clifford T. Morgan (1961) menyatakan dalam bukunya Pengantar Psikologi bahwa “Psikologi merupakan pengetahuan tentang manusia dan hewan berperilaku”. Namun, psikologi mempelajari perilaku manusia dan hewan. (4) George A. Miller (1974) Psikologi dan Komunikasi menyatakan bahwa “Psikologi adalah ilmu yang mencoba untuk menggambarkan, memprediksi, dan mengendalikan peristiwa mental dan perilaku.” Singkatnya, psikologi adalah ilmu yang mencoba menggambarkan, menjelaskan, memprediksi, dan mengendalikan peristiwa mental dan perilaku.

Psikologi pendidikan adalah cabang ilmu psikologi yang mempelajari perilaku manusia dalam konteks pendidikan. Psikologi pendidikan mempelajari bagaimana proses belajar dan perkembangan terjadi, serta bagaimana faktor-faktor psikologis mempengaruhi proses tersebut. Proses perkembangan merupakan perubahan yang terjadi secara bertahap dan berkesinambungan dalam diri individu, baik secara fisik, psikis, maupun sosial. Proses perkembangan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal meliputi faktor biologis, seperti genetik dan hormon, serta faktor psikologis, seperti intelegensi, bakat, dan kepribadian. Faktor eksternal meliputi faktor lingkungan, seperti keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Proses belajar merupakan perubahan perilaku yang relatif permanen sebagai hasil dari pengalaman. Proses belajar ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal meliputi faktor fisiologis, seperti kematangan, dan faktor psikologis, seperti motivasi, minat, dan perhatian. Faktor eksternal meliputi faktor lingkungan, seperti metode pembelajaran, sumber belajar, dan fasilitas belajar..

Proses perkembangan memberikan landasan bagi proses belajar, karena proses perkembangan menentukan kapasitas dan kesiapan individu untuk belajar. Misalnya, anak yang belum memiliki kematangan kognitif yang memadai akan mengalami kesulitan untuk belajar konsep-konsep abstrak. Proses belajar juga dapat memengaruhi proses perkembangan. Misalnya, anak yang belajar membaca akan mengembangkan kemampuan kognitifnya, seperti kemampuan berpikir kritis dan memecahkan masalah. Pentingnya Memahami Hubungan

antara Proses Perkembangan dan Proses Belajar Pemahaman tentang hubungan antara proses perkembangan dan proses belajar penting bagi pendidik, karena dapat membantu pendidik

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kepustakaan dimana penulisan dipadukan dengan metode pengumpulan data perpustakaan yaitu membaca dan mencatat, serta mengelola kajian yang bersumber dari buku ataupun jurnal yang dianalisis sebelumnya. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah mengumpulkan gambaran deskripsi mengenai hubungan fase perkembangan dengan tahapan belajar.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Perkembangan ialah suatu urutan atau fase peningkatan atau pertumbuhan ke arah yang lebih maju. Pertumbuhan itu sendiri (pertumbuhan) mengacu pada tahapan kenaikan jumlah, ukuran dan kepentingan sesuatu. Pertumbuhan juga berarti tahap perkembangan. Kedewasaan mengacu pada proses alami untuk mencapai tahap perkembangan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991), perkembangan adalah hal pembangunan. Kata mengembangkan dalam bahasa Indonesia berarti membuka atau mengencangkan; menjadi besar, luas dan banyak, dan menjadi lebih lengkap dalam kepribadian, semangat, pengetahuan, dll. “Perkembangan” dengan demikian tidak hanya mencakup aspek-aspek abstrak seperti gagasan dan pengetahuan, tetapi juga mencakup aspek-aspek konkrit. Dari sini dapat disimpulkan bahwa evolusi adalah serangkaian perubahan fisik dan mental di mana manusia bergerak menuju makhluk yang lebih tinggi dan lebih baik. Pertumbuhan berarti perubahan kuantitatif dan mengacu pada jumlah, ukuran, dan area yang konkret. Setiap fase kehidupan atau perkembangan selalu diikuti dengan kegiatan belajar. Belajar dalam hal ini bukan berarti belajar ilmiah. Tugas belajar yang ditemui pada setiap tingkat perkembangan bersifat universal, idealnya secara otomatis menetapkan batasan sebagai kemampuan belajar untuk melakukan sesuatu, dan tingkat perkembangan tersebut tentu lumrah bagi orang awam. Selain itu, hal lain juga dapat dilihat pada tugas pengembangan yaitu:

  1. Karena kematangan fisik tertentu dalam tahap perkembangan tertentu
  • Untuk mempromosikan cita-cita psikologis orang yang mengembangkan diri
  • Karena kultural budaya. Adapun mengenai fase-fase perkembangan dan tugas-tugas yang mengiringi fase-fase tersebut serta kaitannya dengan proses belajar

Proses brlajar adalah sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Robert Havigurst (1972) berikut ini,

A.   Tugas perkembangan masa bayi dan kanak-kanak.

Masa kanak-kanak berlangsung sejak seseorang dilahirkan dalam kandungan hingga berusia setahun. Padahal masa kanak-kanak merupakan masa perkembangan selanjutnya, yaitu dari usia setahun sampai usia 5-6 tahun. Perkembangan biologisme saat ini sangat tanggap dan erat hubungannya dengan lingkungan. Oleh karena itu, keberfungsian Lingkungan keluarga sangat penting dalam fase ini untuk mempersiapkan anak menghadapi transisi ke lingkungan yang lebih luas, terutama lingkungan sekolah.

Adapun tugas pada fase perkembangan ini dalam kegiatan belajar adalah sebagai

berikut

  1. Belajar makan makanan padat, dimulai.
  • Belajar berdiri dan berjalan, misalnya berpegangan pada dinding atau sandaran kursi.
  • Belajar berbicara, misalnya mulai menyebut nama ayah, ibu dan benda-benda sederhana di sekitarnya serta mengulang bahasanya.
  • Belajar mengendalikan pembuangan produk limbah dari tubuh, seperti meludah dan sebagainya.
  • Belajar membedakan gender laki-laki dan perempuan serta mempraktikkan etiket gender.
  • Mencapai kedewasaan membaca dalam arti mempersiapkan diri untuk mengenal huruf dan kata-kata tertulis.
  • Pelajari tentang hubungan emosional dengan orang lain selain ayah, ibu, saudara kandung dan orang-orang di sekitar mereka.
  • Belajar membedakan antara baik dan buruk dan benar dan salah serta mengembangkan atau membentuk hati nurani (conscience).
  • Tugas perkembangan fase anak-anak. Masa kanak-kanak terjadi antara usia 6 sampai 12 tahun dengan ciri-ciri utama sebagai berikut:
  1. Anak ingin meninggalkan rumah dan pergi ke kelompok sebaya
  • kondisi fisik yang memungkinkan atau mendorong seorang anak untuk memasuki dunia bermain dan bekerja yang membutuhkan kemampuan fisik
  • Anda memiliki keinginan spiritual untuk memasuki dunia konsep, logika, simbol dan komunikasi yang komprehensif.

C. Adapun tugas-tugas pada fase perkembangan ini dengan kegiatan belajar adalah sebaga berikut.

Belajar keterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain, seperti lompat jauh, melompat, menghindar, kejar-kejaran, dan seterusnya.

  1. Membina sikap yang sehat (positif) terhadap dirinya sendiri sebagai seorang individu yang sedang berkembang, seperti kesadaran, tentang harga diri dan kemampuan diri.
  • Belajar bergaul dengan teman-teman sebaya sesuai dengan etika moral yang berlaku di masyarakatnya.
  • Belajar memainkan peran sebagai seorang pria (jika ia seorang pria) dan menjadi seorang wanita (jika ia seorang wanita).
  • Belajar mengembangkan dasar-dasar keterampilan membaca, menulis, dan berhitung.
  • Mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan kehidupan sehari-hari.
  • Mengembangkan kata hati, moral, dan skala nilai yang selaras dengan keyakina dan kebudayaan yang berlaku dimasyarakatnya.
  • Mengembangkan sikap objektif/lugas baik positif maupun negatif terhadap kelompok maupun Lembaga masyarakat.
  • Belajar mencapai kemerdekaan atau kebebasan pribadi sehingga menjadi dirinya sendiri yang mandiri dan bertanggung jawab.
  • Tugas perkembangan fase remaja. Menurut beberapa psikolog, masa remaja terdiri dari sub-periode perkembangan berikut.
  1. tahap perkembangan praremaja kira-kira dua tahun sebelum pubertas.
  • perkembangan sebagian pubertas dari dua setengah tahun menjadi tiga setengah tahun;
  • tahap perkembangan pascapubertas, yaitu fase perkembangan psikis yang lambat tetapi terus menerus pada bagian organ tertentu. Pada titik ini, akhir masa remajalah yang menunjukkan tanda-tanda awal kedewasaan.

Adapun masa perkembangan pada fase remaja meliputi pencapaian dan persiapan yang berkaitan dengan kehidupan pada masa menuju dewasa.

  1. Mencapai model baru hubungan antarmanusia yang berbeda jenis kelamin yang lebih matang, sesuai dengan keyakinan moral dan etika yang berlaku di masyarakat.
  • Mencapai peran sosial laki-laki (jika laki-laki) dan peran sosial perempuan (jika laki-laki) sesuai dengan kebutuhan sosial dan budaya masyarakat.
  • Menerima kesatuan organ-organ tubuh sebagai laki-laki (jika dia laki-laki) dan kesatuan organ-organ sebagai perempuan (jika dia perempuan) dan gunakan secara efektif sesuai dengan kodratnya.
  • Keinginan untuk menerima dan mencapai perilaku sosial tertentu yang bertanggung jawab di tengah masyarakat.
  • Mencapai kemandirian/kebebasan emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya untuk menjadi “pribadi” (be yourself).
  • Bersiaplah untuk mencapai posisi atau karir tertentu dalam kehidupan ekonomi.
  • Belajar persiapan memasuki dunia pernikahan dan kehidupan berkeluarga sebagai suami istri.
  • Akuisisi dunia nilai dan sistem etika sebagai pedoman perilaku dan pengembangan ideologi untuk tujuan kehidupan bernegara.

F. Tugas perkembanga dewasa.

Masa dewasa adalah masa ketika seorang remaja berusia antara 21 dan 40 tahun tumbuh menjadi dewasa. Sebelum memasuki masa puber, seseorang berada di ambang masa dewasa atau pubertas akhir yang biasanya terjadi sekitar usia 21 atau 22 tahun. Menurut para ahli, perkembangan beberapa organ tubuh, meski sudah sangat lambat, tetap berlanjut hingga sekitar usia 24 tahun. Adapun tugas-tugas perkembangan pada fase dewasa adalah sebagai berikut:

  1. Belajar memulai mencari nafkah, terutama jika dia tidak mengejar karir akademis.
  • Belajar memilih pasangan dalam kehidupan berumah tangga.
  • Mulai memasuki kehidupan rumah tangga yaitu menjadi suami atau istri.
  • Belajar hidup dalam suasana rumah bersama pasangan yaitu keluarganya.
  • Belajar membesarkan anak-anak dengan memberi mereka makanan, pakaian dan tempat tinggal yang cukup, serta pendidikan yang layak.
  • Belajar mengambil tanggung jawab sipil sesuai dengan tindakan hukum dan persyaratan sosial yang berlaku di masyarakat.
  • Belajar memukan kelompok sosial (perkumpulan komunitas) yang sesuai dan menyenangkan.

G. Tugas perkembangan setengah baya.

Usia paruh baya merupakan masa yang berlangsung antara usia 40 hingga 60 tahun dan biasanya disertai dengan tanda-tanda penuaan atau kerutan pada beberapa bagian tubuh. Adapun tugas-tugas perkembangan pada fase setengah baya meliputi.

  1. Mewujudkan tanggung jawab sosial dan kemasyarakatan yang matang.
  • Belajar membantu para remaja (terutama anak kandungnya sendiri) tumbuh menjadi orang dewasa yang bahagia dan bertanggung jawab.
  • Belajar mengembangkan kegiatan dan habiskan waktu luang dengan orang dewasa lainnya.
  • Terhubung dengan pasangan Anda sebagai pribadi yang utuh.
  • Belajar menerima dan beradaptasi dengan perubahan psikologis yang biasanya terjadi pada usia paruh baya.
  • Belajar beradaptasi terhadap riwayat hidup lansia (khususnya dalam hal perilaku dan tindakan).
  • Tugas perkembangan usia lanjut. Usia lanjut atau tua adalah periode terakhir manusia. Masa ini berlangsung selama 60 tahun sampai nafas terakhir (akhir hayat). Orang yang lebih tua biasanya mengalami perubahan bertahap dalam keterampilan motorik mereka. Tugas perkembangan pada usia lanjut yang berhubungan dengan penurunan stamina dan kesehatan adalah sebagai berikut.
  1. Belajar adaptasi terhadap penurunan kekuatan fisik & kesehatan.
  • Penyesuaian kondisi pensiun dan pengurangan pendapatan.
  • Belajar menyesuaikan diri terhadap kematian pasangan.
  • Belajar pertahankan hubungan yang kuat dengan anggota kelompok usia mereka.
  • Dorong akomodasi fisik dengan cara yang memuaskan dan memenuhi kebutuhannya.
  • Adaptasi yang fleksibel terhadap peran sosial.

Cara sederhana untuk mengembangkan perkembangan individu dibingkai sebagai perubahan menuju kedewasaan. Kajian psikologi merupakan konsep yang sangat menyatu karena mencakup banyak jangkauan dan tahapan, yang perkembangannya dekat dengan pengertian pertumbuhan, kedewasaan, dan perubahan. Pengembangan tidak hanya menambah beberapa inci tinggi badan atau meningkatkan keterampilan seseorang, melainkan suatu proses. Perubahan dan perkembangan yang dihasilkan dari pembelajaran bersifat positif dan aktif. Positif berarti baik, bermanfaat dan sesuai dengan yang diharapkan. Aktivitas artinya tidak datang secara alami, seperti melalui proses pendewasaan (misalnya bayi sudah bisa merangkak setelah duduk), tetapi melalui usaha siswa sendiri.

KESIMPULAN

Psikologi terdiri dari dua kata dari Kata Yunani adalah Psyche, yang berarti jiwa, dan Logos, yang berarti pengetahuan, ilmu. Secara literal, psikologi merupakan pengetahuan yang mempelajari tentang jiwa. psikologi sebagai informasi atau pengetahuan untuk menyelidiki dan mengkaji akal pikiran dan tingkah laku makhluk hidup. Setelah dikaji lebih dekat, lintasan sederhana dari perkembangan individu dirumuskan sebagai transisi menuju kedewasaan. Istilah perkembangan merupakan istilah yang sangat kompleks dalam psikologi karena mengandung banyak aspek. Perkembangan sangat dekat dengan istilah pertumbuhan, kematangan, dan perubahan. Perkembangan sangat berkaitan dengan proses belajar, yang dimana perkembangan manusia dari bayi hingga dewasa meliputi proses belajar yang dari awalnya tidak mengeti menjadi mengerti akan hal yang diamati. Selain itu, perkembangan sangat erat kaitannya dengan kematangan dan pertumbuhan yang berupa pemahaman terhadap objek yang dipelajari.

DAFTAR PUSTAKA

Dani Nur Saputra, d. (2021). Landasan Pendidikan. Jawa Barat: CV MEDIA SAINS INDONESIA.

Karmiati, D. (2020). Psikologi Pendidikan Teori & Aplikasi. Malang: Universitas Muhammadiyah

Malang. Parnawi, A. (2021). Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: CV BUDI UTAMA.

Rahmat, P. S. (2018). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT BUMI AKSARA.

Shahabuddin Hashim, d. (2006). Psikologi Pendidikan. Kuala Lumpur: PTS PROFESIONAL.

Sukatin. (2022). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: CV BUDI UTAMA.

Suryabrata, S. (2010). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA.

Syah, M. (2000). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.

Syah, M. (2011). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.

Syah, M. (2012). Psikologi Belajar. Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *