Ayu Ulivia
Kebanyakan dari kita pasti sudah tahu bahwa memberikan apresiasi seperti reward kepada peserta didik merupakan salah-satu strategi ampuh. untuk mendongkrak semangat dan motivasi mereka. Ternyata studi dari para ahli menunjukkan bahwa memberi reward tidak selalu berdampak baik untuk peserta didik. Sebelum membahas lebih jauh, kita perly mengetahui bahwa menurut Self- Determination Theory (Deci & Ryan, 1985), motivasi dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
- Motivasi intrinsik: motivasi yang muncul ketika seseorang mau terlibat pada suatu aktivitas yang didasari keinginan sendiri tanpa adanya dorongan dari reward eksternal
- Motivasi ekstrinsik: motivasi yang muncul ketika seseorang mau melakukan aktivitas atas dorongan insentif eksternal seperti status, uang, pujian, dll.
Lalu mana yang lebih baik antara motivasi intrinsik atau ekstrinsik? Pencetus teori Self- Determination, Edward Deci dan Richard Ryan (2000), seseorang yang termotivasi secara intrinsik cenderung memiliki peningkatan pada performa, daya tahan, kreatifitas, dan well-being secara umum dibandingkan dengan orang-orang yang termotivasi oleh external reward. Lebih lanjut, didapati pula bahwa memberikan reward pada peserta didik yang sebelumnya terdorong belajar kareng motivasi intrinsik (kepuasan pribadi) dapat menurunkan tingkat motivasi intrinsik tersebut. Fenomena ini disebut dengan “overjustification”
Dengan kata lain, memberikan dorongan eksternal pada aktivitas yang semestinya didasari motivasi intrinsik pada dasarnya tepat untuk mendukung proses pembelajaran yang optimal pada peserta didik. Untuk itu, guru harus memahami aktivitas pembelajaran mana saja yang semestinya dilandasi oleh motivasi intrinsik peserta didik dan aktivitas mana saja yang boleh didorong oleh motivasi ekstrinsik.